Pernahkah kamu berangan-angan atau berandai-andai? Pastinya pernah, bukan? Biasanya, apa yang kamu andai-andaikan? Mengandaikan akibat atas tindakanmu, mengandaikan sesuatu yang telah terjadi dengan penyesalan, atau sesuatu yang di luar kesanggupanmu mewujudkannya?
Bagaimana bentuk kalimat pengandaian itu? Misal, “Jika aku mandi, aku tidak akan bau badan”, “Jika jemuran segera diangkat sebelum hujan, pakaian tidak akan kembali basah”, dll.
Situasi seperti di atas dalam bahasa Inggris disebut conditional sentence. Conditional sentence merupakan kalimat yang mengandung if clause dan main clause. If clause mengandung kalimat atau situasi pengandaian. Sedangkan, main clause menunjukkan akibat apabila apa yang diandaikan tersebut terjadi.
Fungsi Conditional Sentence
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jadi conditional sentence adalah kalimat yang menunjukkan seseorang menyampaikan pengandaian, namun situasi sebenarnya berbeda. Biasanya, conditional sentence ditandai dengan adanya “if” yang menyatakan pengandaian itu. Ada beberapa situasi yang merupakan conditional sentence.
Conditional sentence dapat digunakan dalam beberapa situasi pengandaian berikut:
1. Menunjukkan situasi sebab-akibat yang umum atau sudah pasti/jelas faktanya
2. Menyatakan situasi yang memiliki kemungkinan besar terjadi
3. Menyatakan situasi yang memiliki kemungkinan kecil terjadi dan cenderung seperti angan-angan atau tidak realistis
4. Menyampaikan pengandaian terhadap apa yang sudah terjadi
Tipe-Tipe Conditional Sentence
Sesuai fungsi yang berbeda tersebut, conditional sentence dibagi menjadi beberapa tipe. Setiap tipe pun memiliki pola kalimat yang berbeda. Mari simak tipe-tipe conditional sentence beserta pola kalimatnya pada penjelasan berikut!
1. Tipe 0
Conditional sentence tipe 0 atau zero conditional sentence digunakan untuk menunjukkan sebab kejadian dan akibatnya yang merupakan fakta umum. Hubungan sebab dan akibat dalam zero conditional sentence sudah jelas atau pasti.
Pola kalimat:
- If + simple present tense, simple present tense
(If + S + V1, S + V1)
- Simple present tense + if + simple present tense
(S + V1 + if + S + V1)
Contoh kalimat:
- If you get a gift, you feel happy.
(Jika kamu mendapatkan sebuah hadiah, kamu merasa senang.)
- You feel happy if you get a gift.
(Kamu merasa senang jika kamu mendapatkan sebuah hadiah.)
Pada contoh kalimat di atas, “if you get a gift” merupakan if clause dan situasi yang menunjukkan sebab. Mendapatkan hadiah adalah sebuah sebab, yaitu situasi yang memberikan efek atau dorongan terjadinya sesuatu hal lain. Sedangkan, “you feel happy” merupakan main clause dan situasi yang menunjukkan akibat. Merasa senang adalah akibat atau hal yang terjadi karena adanya hal lain sebelumnya. Dapat disimpulkan “you get a gift” menyebabkan “you feel happy” atau “you feel happy” merupakan akibat dari “you get a gift.”
2. Tipe 1
Conditional sentence tipe 1 atau first conditional sentence digunakan untuk menunjukkan situasi yang memiliki kemungkinan besar terjadi jika subjek kalimat melakukan sebuah tindakan.
Pola kalimat:
- If + simple present tense, simple present future tense
(If + S + V1, S + will + V1)
- Simple present future tense + if + simple present tense
(S + will + V1 + if + S + V1)
Contoh kalimat:
- If you brush your teeth every night, your teeth will not hurt easily.
(Jika kamu menyikat gigimu setiap malam, gigimu tidak akan mudah sakit.)
- Your teeth will not hurt easily if you brush your teeth every night.
(Gigimu tidak akan mudah sakit jika kamu menyikat gigimu setiap malam.)
Pada conditional sentence tipe 1 di atas, menyampaikan pengandaian jika kamu menyikat gigi setiap malam maka hasilnya dapat membuat gigimu tidak akan mudah sakit. Jadi, gigi tidak mudah sakit menjadi sangat mungkin terjadi ketika menyikatnya setiap malam.
3. Tipe 2
Conditional sentence tipe 2 atau second conditional sentence digunakan untuk menunjukkan situasi yang memiliki kemungkinan kecil untuk terwujud. Situasi ini biasanya seperti angan-angan yang hampir tidak mungkin terjadi.
Pola kalimat:
- If + simple past tense, simple past future tense
(If + S + V2, S + would + V1)
- Simple past future tense + if + simple past tense
(S + would + V1 + if + S + V2)
Contoh kalimat:
- If I had wings, I would fly to Australia right now.
(Jika aku punya sayap, aku akan terbang ke Australia sekarang juga.)
- I would fly to Australia right now if I had wings.
(Aku akan terbang ke Australia sekarang juga jika aku punya sayap.)
Situasi yang ditunjukkan pada contoh di atas adalah sebuah angan-angan atau pengandaian yang hampir tidak mungkin terjadi atau sangat sulit terjadi. Pada kalimat disebutkan aku akan terbang ke Australia jika mempunyai sayap. Pada kenyataannya, aku tidak mempunyai sayap dan mempunyai sayap bagi seseorang merupakan hal yang tidak mungkin.
4. Tipe 3
Conditional sentence tipe 3 atau third conditional sentence digunakan saat ingin menunjukkan situasi pengandaian terhadap kejadian yang sudah berlalu sehingga pengandaian tersebut mustahil untuk terjadi.
Pola kalimat:
- If + simple past perfect tense, simple past future perfect tense
(If + S + had + V3, S + would have + V3)
- Simple past future perfect tense + if + simple past perfect tense
(S + would have + V3 + if + S + had + V3)
Contoh kalimat:
- If I had started climbing the mount earlier, I would not have missed the sunrise.
(Jika aku mulai mendaki gunung lebih awal, aku tidak akan melewatkan matahari terbit.)
- I would not have missed the sunrise if I had started climbing the mount earlier.
(Aku tidak akan melewatkan matahari terbit jika aku mulai mendaki gunung lebih awal.)
Contoh conditional sentence tipe 3 di atas menunjukkan pengandaian yang berlawanan dengan kenyataan yang telah berlalu. Aku dalam kalimat tersebut mengandai jika lebih awal berangkat mendaki maka tidak akan melewatkan momen melihat matahari terbit. Pada nyatanya, aku telah melewatkan melihat matahari terbit karena tidak berangkat mendaki lebih awal.
Kini sudah paham bukan apa itu conditional sentence beserta tipe-tipenya? Kamu juga harus ingat tipe-tipe conditional sentence yang dibedakan berdasarkan situasinya. Jadi, jangan sampai salah menggunakan rumus dalam membuat kalimat. Kamu perlu memahami dahulu situasi tersebut apakah sebuah kejadian yang mustahil terjadi, pengandaian atas kejadian yang telah berlalu, dll.
Selain perlu memperhatikan rumus, kamu juga harus jeli dalam penggunaan tanda koma. Tanda koma dalam conditional sentence diletakkan setelah if clause saat if clause berada di awal kalimat. Jika if clause berada setelah main clause, tidak perlu menggunakan tanda koma. Secara singkat, polanya adalah if clause + (,) + main clause atau main clause + if clause. Nah! Kini kamu sudah bisa membuat conditional sentence dengan rumus dan penulisan yang tepat, dong!